Senin, 24 Desember 2012

Sehabis Purnama

Mereka mengaung, memanggil kawanan dengan berlari
melepaskan sepatu-sepatu mereka dan menginjak lumpur
saling memangku dan menarik
yang terjerat di lubang-lubang jebakan manusia licik
yang tersenyum disaat seseorang menderita
seperti dunia kecilku yang suram
menangkapku jika ku dibutuhkan dan seketika membuangku jika aku sudah menjadi busuk.
Sehabis purnamalah aku kembali, menjinjing batu-batu hitam
yang akan ditanamkan menjadi penghalang.
Sehabis purnama jualah, aku menjinjing daging-daging mereka.

In my Pink Bed

Aku menulis beberapa halaman cerita yang selalu ganjil, tentang hidupku dan aku, tidak lupa jiwaku, walau memang ini berbeda tapi tetap akan kutulis.
Malam ini tak seberapa gelap jika dibandingkan dengan hatiku. Aku meraung sendirian, aku tidak bisa berjalan dan berdiri malam ini, terbaring dengan jemari yang menari-nari di atas keyboard laptopku. Apa yang kutulis disini memang selalu sama dengan isi hatiku. Berbeda jika aku mengungkapkan di hadapan mereka. Seperti penipu saja.
Suasana pink tempat tidurku memang yang melembutkan. Walau semua warna ini selalu berbeda dengan diriku. Aku tak pernah bisa melepaskan coretan-coretan isi hatiku di dinding kamar ini. Seperti tempat terbaik di dunia. Aku bisa menjadi diriku sendiri tanpa takut ada yang peduli.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More