Kamis, 17 November 2011

Seperti Kayu Damar

“ana,dia berjalan dibelakang bullannn…” teriak seseorang padaku..
Ahhh  dasar,orang itu kini mempesona ku lagi..bodohnya..
Sungguh bodoh,ya bodoh , ana bodoh,aku kini tersipu malu,pipiku memerah,tangan ku gemetar..ahh apa sebenarnya ini..dia berjalan menghampiriku,apa yang dia bawa. Astaga sebuket mawar merah ?
Lama hidupku,dan kini cintaku telah datang,cinta…..seperti apakah dia itu,wajahnya terlihat lembut,seperti seorang wanita cantik,dengan alis yang hampir menyatu,hidung yang agak runcing dibawah,rambut yang pendek dan benar-benar rapi orang ini,senyumannya meraungkan hewan-hewan dalam jiwa ku..ahh inilah hidup,tak semuanya sedih sayang,selalu ada hal indah dibaliknya.
Saat itu terlena aku dibuatnya,pipiku semerah mawar yang dia berikan padaku.Kini mawar itu  ku bawa kesebuah impian yang tak jauh dari diriku,kupanjatkan doa dengan hayalan ini,ku tetes kan air mataku,ku peluk erat kenangan yang ku buat…
Ya..kematian,kini wajahku merona merah,marah. Tentu. Aku akan marah dan sedih jika seseorang yang ada dihatiku pergi dan tak kembali.Mati.Sudahlah dik inilah hidup,tapi tetaplah aku merindukannya,merindukan punggung hangat itu,tak sempat aku merasakan pelukaannya,tak sempat aku merasakan kehidupan indah dengannya,tak sempat aku mengatakan cintaku padanya…sungguh Tuhan obatilah sakit jiwa ku ini.
Tak bernyawa kini dirinya..hanya sebuah jasad sama dengan benda-benda mati lainnya,hanya benda mati sekarang dia.Namun aku adalah manusia dan aku tak akan tertawa dengan mudah,ku ukir semuanya seperti cerita ku,ku lukis lah semuanya dengan apa yang ada di kepalaku. Dan kini kuceritakan semuanya pada orang itu. Tentang kematian orang yang kucintai. Muhammad Damar Ilham.
Seperti kayu damar yang berjasad dingin,kayu damar yang menawan,mungkin hal inilah kenapa dia mewarisi nama damar,yahh kayu damar yang kecoklatan,kayu damar.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More